SELAMAT DATANG di Rumah Rakyat"PDP DKI Jakarta" Jl.Mampang Prapatan Raya No 2A, Mampang, Jakarta - Selatan. Merdeka..Merdeka..Pembaruan..Jaya..PDP..Menang..Bergerak Bersama Rakyat

Monday, January 21, 2008

“Bagaimana memenangkan Pemilu dengan Mudah dan Murah”

Mahrus Ali dari website PDP Nasional yang mendapat email dari Susilo Hambeg Poromarto yang sedang menempuh PhD degree di NDSU, Fargo, USA., dan memperkenalkan nya dengan ketua PLH DKI Jakarta Zulkifli Nasution. Setelah melakukan koresponden melalui email, Susilo ingin memberikan pemikiran nya mengenai kiat untuk memenangkan pemilu di tahun 2009, sebagai berikut :


Gagasan saya berbekal pada dua pemikiran yang sangat sederhana, yaitu“Semakin banyak yang bekerja untuk mencari suara, semakin banyak suara yang didapat” dan “Mencari suara untuk diri sendiri, lebih semangat daripada mencari suara untuk orang lain”Pemikiran pertama sudah sangat jelas dan tidak perlu diperdebatkan lagi. Hanya saja, yang menjadi tantangan bagi partai yang baru berdiri seperti PDP adalah “bagaimana dengan modal kosong dapat menggerakkan banyak orang dalam waktu yang sama agar orang-orang tersebut mau mencari suara untukpartai dengan tulus ikhlas dan semangat dan dengan modal uang pribadinya”. Pemikiran kedua juga tidak memerlukan otak cerdas untuk dapat memahaminya. Kita dapat melihat kenyataan di lapang, orang-orang yang menjadi “CalonLegislatif” dan terutama yang mendapat nomor urut atas akan lebih bersemangat dari pada “tim suksesnya = “vote getter”. Caleg-caleg ini bekerja siang dan malam dan ikhlas mengeluarkan uang pribadi tanpa hitungan. Sementara, para tim sukses dan “vote getter”hanya bekerja sekedarnya, dan tidak sedikit yang berprinsip “ada uang ada keringat”. Artinya, jika tidak diberi dana yang besar, mereka tidak akan mau bekerja untuk mencari suara. Perlu diketahui, “calo-calo” semacam ini sudah sangat biasa bergentayangan dalam Pemilu. Saya yakin, selama ini orang sangat paham terhadap kedua pemikiran yang sangat sedehana tersebut di atas. Hanya saja, saya belum melihat ada yangmau dan berani menggabungkan kedua pemikiran tersebut menjadi satu kesatuan langkah yang tidak terpisahkan. Mengapa demikian (?). Hal ini disebabkan rasa egoisme dan ketidak percayaan diri yang tinggi dari parapengurus partai. Menggabungkan kedua pemikiran tersebut juga akanberpengaruh terhadap “philosofi dan struktur” partai.Sekarang, pertanyaan saya adalah, siapkah PDP menggabungkan keduapemikiran tersebut?. Jika sudah siap, inilah jalan terobosannya.Jadikan PDP sebagai “Partai Independent”. Artinya, buka pintuselebar-lebarnya dan sebebas-bebasnya bagi siapa saja yang ingin menjadianggota legislatif, baik di tingkat Kabupaten/Kota, Propinsi, maupunNasional. Jika perlu, untuk setiap dua atau tiga wilayah di sekitar TPS(Tempat Pemungatan Suara) mempunyai calon legislatif dari PDP. Jikatidak, setiap Kalurahan atau Desa harus ada calon dari PDP. Kita bisamembayangkan, jika setiap calon dapat memenangkan PDP di setiap TPS-nyamasing-masing saja, berapa suara nasional yang bisa diraih PDP.Saya yakin, banyak sekali orang yang mau menjadi anggota legislatif yangtidak punya kendaraan yang bisa dipakai. Hal ini disebabkan karena selama ini partai-partai yang ada sudah mempunyai calon-calon jadi dan tidak tersedia tempat bagi orang baru. Jika mereka sudah punya, kebanyakan mereka harus antri puluhan tahun untuk bisa mendapatkan nomor jadi. Padahal, mereka merasa punya suara yang lebih dari pada yang mendapat nomor jadi. Jadikan setiap tokoh masyarakat, setiap pemimpin perusahaan,setiap pemimpin organisasi menjadi Caleg dari PDP (bukan sekedar tim sukses atau “vote-getter”. Agar mereka mau, tentunya mereka harus diberikepastian, bahwa siapa saja yang mendapat suara lebih banyak dari yanglainnya, mereka berhak menjadi anggota legislatif mewakili PDP. Dengan demikian akan terjadi kompetisi yang sehat diantara calon-calon legislatif dari PDP. Barangkali ada yang bertanya, bagaimana mengontrol kinerja mereka agardapat memenuhi ideologi PDP setelah jadi anggota legislatif?. Ini adalah tugas Partai untuk mempersiapkan perangkat hukumnya. Yang saya amati selama ini, mereka lebih banyak patuh kepada partai agar tidak dipecatoleh Partai.Penggabungan kedua pemikiran tersebut memang akan lebih terasa efektifnyauntuk daerah-daerah pedesaan daripada kota-kota besar seperti Jakarta. Yang saya amati selama ini adalah, hampir semua caleg dapat memenangkanpartainya disetiap desa atau setidaknya disekitar TPS yang dimilikinya. Orang-orang akan enggan atau sungkan terhadap saudara, kerabat, atautetangga yang menjadi caleg, sehingga mereka mau memilih tetangganya yangmenjadi caleg daripada partai yang dipilih sebelumnya. Dengan harapan,agar jika ada tetangga yang menjadi anggota legislatif, akan membawa nilai positif bagi desa tersebut.

No comments: