J Osdar |
Joseph Osdar (J Osdar), siapa yang tidak kenal dengan tokoh senior dalam hal Junalistik dan juga sebagai wartawan senior dari harian nomor satu di Indonesia KOMPAS. Pada hari selasa 12 Februari 2008, dimana ketua PLH PKP PDP DKI Zulkifli Ferry Nasution mengundang pakar junalistik ini untuk bertandang sekalian melihat rumah rakyat PDP di jalan Mampang Prapatan raya 2 A , Mampang Jakarta Selatan.
Undangan ini hampir tidak terpenuhi di karenakan ada berita duka dari partai PAN dimana ibunda dari ketua Umum PAN meninggal dunia yang tadinya Osdar berfikir kalau yang meninggal itu ketua Umum nya yaitu Soetrisno Bachir. Pada akhirnya v\beliau hadir sekitar jam 10 malam di PKP DKI. Kedatangan beliau juga sudah di tunggu oleh rekan – rekan dari PKP PDP DKI yang hadir : Ketua Bidang Pemenangan Pemilu : Sylvester Matutina, Ketua Bidang Mitra Strategis : R Habib, Ketua Bidang UKM : Nico Hehanusa Seketaris PDP Amir Syarifuddin, Wakil Seketaris : Ali Imran, Subandriya (Ria), Bendahara : Budiman Nugroho, Wakil Bendahara : Toni I & Fernando Relington. Agenda setiap selasa dan Jumat adalah rapat PLH PKP, yang masih membahas penyelesaian verifikasi dan date line yang jatuh pada tanggal 15 Februari 2008.
Tuan rumah pun memperkenalkan Pecel Lele Pembaruankepada tamu kita, dari program UKM yang dibuka didepan PKP DKI. Setelah selesai PKP pun mulai melancarkan pertanyaan yang awal nya berkisar mengenai verifikasi yang banyak menjadi kendala dalam pengurusan surat ke Kesbang dll. Osdar banyak cerita mengenai perjalanan PDP yang menjadi surprised bahwa beliau lebih detail mengatetahui dan juga mempunyai pemikiran dan analisa mengenai PDP yang di harapkan nya akan besar di tahun 2014. Beliau mengenai tokoh -tokoh pendiri partai PDP ini menurut nya sangat lah bagus kombinasinya dari Laks (Laksamana S) dari back ground Banking, Roy BB Janis & Noviantika Nasution yang disebut pemuka (orang) lapangan, Muchtar Buchori (Muhammad Diah), Abdul Majid (salah satu pendiri Bangsa Indonesia), Sukowaluyo, Abdul Kholik (ex Sekjen PKB – Matori A J), dan juga Susilo ketua Unit Kesehatan dan Korwil DKI yang sangat kreatif dalam mengadakan acara- acara dan PKN lain yang tidak disebutkan nya.
Pandangan untuk PDP di tahun 2009 ini menurut Osdar PDP akan menjadi partai baru yang diperhitungkan. Osdar bisa membayangkan dalam verifikasi apabila PDP tidak terverifikasi bagaimana partai lain nya yang juga berjuang untuk lolos di ajang Pemilu. Kenapa Osdar mempunyai harapan yang besar terhadap PDP, karena beliau melihat sendiri dengan gerak jalan yang diadakan di DKI JAKARTA ini PDP mampu untuk menggalang kekuatan dari 100 ribu pengurus dan kader yang hadir dalam acara HUT ke 2 PDP yang di mulai di Bundaran Hotel Indonesia dan berakhir di Monas. Ini dibuktikan di hari yang sama PDP berpaspasan dengan partai pemenang Pemilu 2004 yang dapat dilihat di website ini bahwa peserta PDP terlihat melimpah ruah. Osdar mengatakan juga hanya PDP yang mampu untuk melakukan hal seperti show of force kepada tidak hanya publik di Indonesia tetapi negara – negara Adikuasa juga merekam lebih detail acara gerak jalan yang sangat spektakuler itu. Jadi keberadaan PDP sudah di pantau dan juga dari hasil gerak jalan HUT ke 2 itu menandakan bahwa partai baru pun masih dapat menyaingi partai besar lain nya di Indonesia ini.
Hal lain yang didapati nya dari PDP adalah mengenai sistem dari partai ini yang Kolektif dan menangkis dari pada pengamat – pengamat politik yang memberikan keraguan dengan system yang dipakai oleh PDP, Osdar mengatakan bahwa system in lah yang akan menghapus system feodalisme yang ada di tubuh partai. PDP juga mempunyai peraturan dalam AD/ART yaitu Etika berpolitik yang tidak di punyai oleh partai -partai lainnya. Beliau juga mencerita kan bahwa dalam tugas nya ke luar negri banyak wartawan yang mempertanyakan dari kedua sisi diatas yang dipakai oleh PDP. Dalam argumentasinya wartawan luar negri pun banyak yang terkagum atas system yang di pakai oleh PDP yang dinilai sebagai pencetus Partai Modern di era reformasi. Ini benar – benar modern dilihat dari system koleftif yang tidak men “dewakan” ketua umum nya atau keluarga nya.
Hal lain yang didapati nya dari PDP adalah mengenai sistem dari partai ini yang Kolektif dan menangkis dari pada pengamat – pengamat politik yang memberikan keraguan dengan system yang dipakai oleh PDP, Osdar mengatakan bahwa system in lah yang akan menghapus system feodalisme yang ada di tubuh partai. PDP juga mempunyai peraturan dalam AD/ART yaitu Etika berpolitik yang tidak di punyai oleh partai -partai lainnya. Beliau juga mencerita kan bahwa dalam tugas nya ke luar negri banyak wartawan yang mempertanyakan dari kedua sisi diatas yang dipakai oleh PDP. Dalam argumentasinya wartawan luar negri pun banyak yang terkagum atas system yang di pakai oleh PDP yang dinilai sebagai pencetus Partai Modern di era reformasi. Ini benar – benar modern dilihat dari system koleftif yang tidak men “dewakan” ketua umum nya atau keluarga nya.
Lebih lanjut Osdar banyak cerita mengenai perjalanan nya mendampingi dari Presiden Soeharto, Gusdur, Megawati dan SBY. Kedekatan nya dengan para petinggi PKN di sinyalir oleh banyak rekan – rekan wartawan bahwa Osdar berfihak kepada PDP, namun sebagai seorang profesional dalam bidang nya beliau tidak juga berdiri di sisi PDP. Saya sebagai wartawan harus berdiri di pihak yang membela kepentingan rakyat segitulah rangkuman yang di dapat oleh tim PDP.
Acara berlanjut sampai dini hari jam 2 pagi dan semangat Osdar dengan segudang pengalaman nya membuat PKP PDP DKI meminta lagi wartawan senior ini untuk membuat pencerahan kepada rekan – rekan PKP PDP. Kemungkinan pengajian politik ini ditutup dengan semangat yang menggebu dari PKP PDP dengan step awal Lolos Verifikasi. Hidup PDP
Acara berlanjut sampai dini hari jam 2 pagi dan semangat Osdar dengan segudang pengalaman nya membuat PKP PDP DKI meminta lagi wartawan senior ini untuk membuat pencerahan kepada rekan – rekan PKP PDP. Kemungkinan pengajian politik ini ditutup dengan semangat yang menggebu dari PKP PDP dengan step awal Lolos Verifikasi. Hidup PDP
No comments:
Post a Comment